Sabtu, 08 Januari 2011

Di sini, cerita itu pernah terukir indah


Seketika suasana hening. Rasa haru menyelimuti, mengganti suasana yg sedari tadi riang, penuh tawa. Semua mata kini tertunduk dalam. Ada sesuatu yg mendesir di hatiku, dan kini tumpah mjd tetesan bening.
Perlahan suara itu terdengar, sayup-sayup namun masih bisa terdengar jelas di telinga. Ada rasa haru yg tak bisa ditahan dlm setiap ucap katanya. Ada rasa rindu yg terasa dlm untaian katanya. Dan rasa rindu itu kini telah tumpah...
Betapa Ia sangat rindu untuk berjumpa saudaranya... Betapa Ia sangat rindu dg forum seperti ini.... Betapa jiwanya merasa kering bergulat dg semua aktivitasnya... di negeri minoritas muslim ini. Di negeri dimana orang-orang tidak peduli dg agama krn itu hanya sebuah budaya warisan nenek moyang mereka.  Betapa saat ini Ia sangat bahagia krn bisa bertemu saudara seiman...Betapa Ia sangat bersyukur bs hadir saat itu...Betapa Ia sangat berterima kasih kepada saudaranya yang telah mengajaknya hadir di forum itu... Betapa Ia...
Kata-katanya sudah tak dapat kutangkap dg jelas krn pikirku sdg mengelana. Tertohok..Dalam... Sungguh..sungguh... selama ini aku kurang bersyukur atas nikmat ukhuwah, berkumpul dg saudara-saudara seiman, seperjuangan bahkan forum-forum rutinku pun kadang terasa hambar dan setengah hati ku jalani... Tapi, di sini untuk hadir di forum seperti ini, saudara-saudaraku harus menempuh perjalanan yang panjang, bukan hitungan menit tapi jam, bukan hanya satu tapi mungkin lebih dari lima stasiun harus dilewati, kadang harus berjejalan di kereta bahkan harus rela berdiri sepanjang perjalanan, masih harus dilanjutkan dg naik bis atau bahkan berjalan kaki cukup jauh di tengah udara dingin yg sangat tak bersahabat..sungguh kalau bukan karena azzam yang kuat, tidak akan mungkin mau menjalaninya...
Sungguh..sungguh malu diri ini,
Di sini, cerita itu pernah terukir indah...
Di negeri dimana Allah lukiskan keindahanNya lwt rekah kuntum sakura...

*******
Kesan yg kudapatkan saat hadir di Pengajian Muslimah Chiba, 21 Februari 2010 (klo g salah).
Saat itu aku juga belajar satu hal, ukhuwah adlh kata yg tak kenal bangsa krn akidah lah dasar ikatannya. Forum itu tdk hanya dihadiri saudara2 dr Indonesia tp juga saudara2 dr Malaysia. Dan satu hal unik (klo boleh dibilang begitu) dr saudara2 Malaysia, mereka biasa berjabat tangan dan ‘cipika-cipiki’ sbyk 3 kali, berbeda dg kita yg biasa ‘cipika-cipiki’ 2 kali aja. Stlh dicari2, ternyata ada hadist yg menyatakan Rasulullah ketika bertemu dg saudaranya saling bersalaman dan berpelukan sbyk 3 kali. Mungkin itu juga sebabnya mengapa upin dan ipin suka mengulangi kata betul sbyk 3 kali (betul..betul..betul..^_^
Kini Ijinkan ku dendangkan sebuah nasyid
Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau hulurkan tanganmu
Membawaku ke dairah yang baru
Dan hidupku kini ceria

Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkan kulupa walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
(BROTHERS: Untukmu Teman)

Sebagai penutup meminjam kata-kata Saliim A. Fillah dalam bukunya Jalan Cinta Para Pejuang
Di Jalan Cinta Para Pejuang, sejak dari awal kita tahu bahwa semua adalah milik Allah. Oleh karena itu, dengan keluarga yang mesra, dengan sahabat yang setia hubungan kita bukanlah hubungan saling memiliki. Sudah terlalu besar nikmat yang telah Allah berikan karena telah mempertemukan kita atau setidaknya pernah bertemu di Jalan Cinta Para Pejuang. (Lupa bgmn teks aslinya, tp kira2 begitu lah).
Jazakumullah sudah mau membaca.
Sebuah Refleksi untuk diri pribadi, semoga lebih tegak berjalan di Jalan Cinta Para Pejuang.
Semoga Bermanfaat.