Selasa, 15 Februari 2011

Aliran Empirisme dalam Pendidikan

Aliran empirisme ini dipelopori oleh John Locke, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Gagasan pendidikan Locke dimuat dalam bukunya “Essay Concerning Human Understanding.” Aliran ini bertolak dari Lockean tradition yang lebih mengutamakan perkembangan manusia dari sisi empirik yang secara eksternal dapat diamati dan mengabaikan pembawaan sebagai sisi internal manusia (Tirtarahardja, 2000:194). Secara etimologis, empiris berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman. Pokok pikiran yang dikemukakan oleh aliran ini menyatakan bahwa pengalaman adalah sumber pegetahuan sedangkan pembawaan yang berupa bakat tidak diakui.
Teori ini mengatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang belum ditulisi atau dikenal dengan istilah “tabularasa” (a blank sheet of paper). Aliran Empirisme merupakan aliran yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia. Aliran ini menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan yang dibawanya dari semenjak lahir tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya. Pengalaman-pengalaman itu berupa stimulan-stimulan dari alam bebas maupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Menurut teori ini, pendidik memegang peranan yang sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan yang sangat ideal kepada anak-anak dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan (Silverhawk, 2010).
Di sini jelas bahwa segala kecakapan dan pengetahuan anak-anak muncul dan teroptimalkan dibentuk karena pengalaman yang diserap oleh indra mereka melalui pendidikan. Anak akan dijadikan apapun tergantung guru yang mendidiknya. Oleh karena itu, perkembangan anak 100% dipengaruhi atau ditentukan oleh lingkungannya (Sukardjo dan Komarudin, 2009:21)
Aliran Empirisme dipandang sebagai aliran yang sangat optimis terhadap pendidikan, sebab aliran ini hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Adapun kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan keberhasilan seseorang. Pandangan di atas tentu saja patut dipertanyakan. Dalam kenyataannya, akan ditemukan anak yang berhasil karena dirinya berbakat meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung (Silverhawk, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar